Kuliah Tamu dan Seminar Nasional Pendidikan Sejarah UNP Kediri
“Pembelajaran Sejarah Berbasis Lawatan Budaya dan Digitalisasi Sumber Sejarah Islam di Era Global”

Universitas Nusantara PGRI Kediri kembali memperkuat komitmennya dalam pengembangan pendidikan sejarah melalui penyelenggaraan Kuliah Tamu dan Seminar Nasional Pendidikan Sejarah, Selasa (11/11/2025), di Ruang A5 Kampus 1 UNP Kediri. Kegiatan ini mengangkat tema “Pembelajaran Sejarah Berbasis Lawatan Budaya dan Digitalisasi Sumber Sejarah Islam di Era Global”, sebuah tema yang relevan dengan tuntutan pembelajaran sejarah pada era global dan digital.

Acara ini diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP UNP Kediri dalam rangka menghadirkan pembelajaran yang inovatif, kontekstual, dan memadukan pengalaman lapangan dengan literasi digital. Kegiatan tersebut sejalan dengan visi program studi untuk mengembangkan keilmuan pendidikan sejarah dan pariwisata budaya berbasis kearifan lokal dengan reputasi regional tingkat ASEAN.

Acara dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNP Kediri, Dr. Agus Widodo, M.Pd. Dalam sambutannya, beliau mengapresiasi langkah-langkah strategis yang dilakukan Program Studi Pendidikan Sejarah dalam memperkaya wawasan mahasiswa melalui kegiatan akademik yang berskala nasional.

“Kami memberikan apresiasi penuh kepada Prodi Pendidikan Sejarah yang secara konsisten menghadirkan kegiatan akademik berkualitas. Kegiatan seperti ini tidak hanya menambah pengetahuan, tetapi juga membentuk kesiapan mahasiswa sebagai calon pendidik dan peneliti sejarah yang kompeten di masa depan,” ungkapnya.

Selanjutnya, Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah, Nara Setya Wiratama, M.Pd., menegaskan bahwa kuliah tamu dan seminar nasional merupakan agenda rutin yang terus dilaksanakan sebagai bentuk penguatan kompetensi mahasiswa.

“Kegiatan ini menjadi program rutin Prodi Pendidikan Sejarah UNP Kediri. Kami ingin membekali mahasiswa dengan pengalaman akademik dan praktis sehingga mereka siap bersaing dalam dunia kerja. Pembelajaran sejarah tidak hanya memahami teori, tetapi juga mengasah kemampuan lapangan dan literasi digital,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, dilaksanakan pula penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) antara UNP Kediri, IAKN Ambon, dan UIN Raden Mas Said Surakarta. Kerja sama ini diharapkan menjadi fondasi kuat bagi pengembangan tridarma perguruan tinggi: pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Memasuki sesi seminar, dua narasumber dari perguruan tinggi mitra berbagi wawasan sesuai bidang masing-masing.

Narasumber pertama, Belly I. Kristyowidi, S.Hum., M.Pd., dari Prodi Pariwisata Budaya dan Agama IAKN Ambon, memaparkan materi “Best Practice Pembelajaran Sejarah melalui Lawatan Budaya dan Wisata Religi: Menggali Potensi Lokal, Menumbuhkan Cinta Sejarah.” Ia menjelaskan strategi pengembangan kegiatan lawatan budaya, cara menggali potensi lokal sebagai sumber belajar sejarah, serta pelatihan mahasiswa menjadi pemandu sejarah yang komunikatif dan inspiratif. Studi kasus dari Ambon dan Maluku Tengah memperkaya pemahaman peserta mengenai pembelajaran berbasis pengalaman langsung.

Narasumber kedua, Latif Kusairi, S.S., M.Hum., dari Prodi Sejarah Peradaban Islam UIN Raden Mas Said Surakarta, memaparkan materi “Digitalisasi Sumber dan Riset Sejarah Islam Nusantara: Peluang, Tantangan, dan Inovasi Pembelajaran.” Ia membahas perkembangan digital humanities, teknik penelusuran dan verifikasi sumber sejarah digital, serta pemanfaatan platform digital dalam pembelajaran sejarah Islam. Pemaparan tersebut membuka wawasan mahasiswa mengenai pentingnya literasi digital dalam penelitian sejarah.

Diskusi dan tanya jawab berjalan interaktif, menunjukkan antusiasme mahasiswa dalam memahami pendekatan pembelajaran sejarah yang lebih modern, baik melalui lawatan budaya maupun digitalisasi arsip. Kegiatan ditutup pada pukul 13.00 WIB dengan sesi dokumentasi. Melalui kegiatan ini, UNP Kediri berharap mahasiswa semakin terampil menyampaikan materi kesejarahan secara komunikatif, berbasis data, serta mampu memanfaatkan teknologi dan pengalaman lapangan dalam pembelajaran sejarah di era global.

Leave a Comment